Jumat, 09 Januari 2009

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Proses pembelajaran merupakan sebuah interaksi antara komponen – komponen pendidikan di dalamnya. Menurut Muhammad Ali (2004:4) komponen utama tersebut meliputi; 1) siswa, 2) isi/materi pelajaran, dan 3) guru. Dalam interaksi antara ketiga komponen ini diperlukan sarana dan prasarana, seperti metoda, media, dan penataan lingkungan sehingga proses pembelajaran dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Keberhasilan dalam pencapaian tujuan pembelajaran tersebut salah satunya ditentukan oleh media pembelajaran yang digunakan oleh guru. Karena salah satu tugas guru adalah menyampaikan materi pelajaran pada siswa. Meskipun demikian, menurut E.Mulyasa (2007:204) dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), tugas guru tidak hanya berperan mentransfer pengetahuan (transfer of knowledge) akan tetapi lebih dari itu, yaitu membelajarkan anak supaya dapat berfikir integral dan komprehensif, untuk membentuk kompetensi dan pencapaian makna tertinggi. Keberhasilan guru dalam penyampaian materi sangat tergantung pada kelancaran interaksi komunikasi antara guru dengan siswanya. Untuk mengatasi ketebatasan dalam interaksi tersebut diperlukan adanya sebuah perantara/media.
Hasil penelitian Bashor Suhadah (2003:IV) memperlihatkan media telah menunjukkan peranannya dalam membantu para guru dan staf pengajar dalam menyampaikan pesan pembelajaran agar lebih cepat dan lebih mudah ditangkap oleh siswa. Selain itu media juga memiliki kekuatan – kekuatan yang positif dan sinergi yang mampu merubah sikap dan tingkah laku siswa ke arah perubahan yang kreatif dan dinamis.
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pengembangan di bidang media pendidikan juga telah mengalami perubahan yang signifikan. Perkembangan dalam pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) telah pula dimanfaatkan dengan baik dalam dunia pendidikan, seperti dalam pembelajaran berbasis WEB atau e-learning dan pembelajaran berbantuan komputer (Computer Assisted Intruction/CAI). Sejak kemunculan komputer era 80-an yang diikuti oleh pengembangan di bidang multimedia khususnya yang berhubungan dengan dunia pendidikan. Penggunaan multimedia berbasis komputer semakin banyak dan menyebar dengan cepat.
Hal ini perlahan tetapi pasti akan menggeser pola pembelajaran tradisional yang lebih didominasi oleh peran sentral guru dalam pembelajaran atau yang dikenal dengan istilah the era of teacher. Menuju era pembelajaran yang banyak didominasi oleh peran buku, dan teknologi (the era of book and technology). (Popy Yaniawati, 2007).
Indikator ke arah tersebut telah semakin jelas terutama dengan banyaknya pengembangan perangkat lunak (software) pendidikan, seperti adanya Tutorialyang dibuat dengan Macromedia Flash, atau adanya software Authorware yang secara khusus di desain untuk membuat aplikasi presentasi pendidikan serta aplikasi pembelajaran yang lainnya. Hal ini memberikan kontribusi yang positif dalam dunia pendidikan khususnya bagi pembelajaran biologi.
Pada dasarnya mata pelajaran biologi adalah mata pelajaran yang seharusnya tidak diajarkan secara verbal dengan kata – kata atau ceramah “seperti selama ini” akan tetapi harus melalui pengalaman langsung minimal dengan menggunakan media. Edgar Dale dalam Azhar Arsyad (2007: 10) memprediksi bahwa perolehan hasil belajar melalui indera penglihatan berkisar 75%, indera pendengaran sekitar 13% dan indera yang lainnya sekitar 12%. Sementara metode ceramah lebih didominasi oleh indera pendengaran, artinya hanya sekitar 13% efektivitas pembelajaran dengan menggunakan metode ini.
Secara umum proses pembelajaran yang dilakukan guru di tingkatan Sekolah Menengah Atas (SMA) masih menggunakan metode pembelajaran konvensional (ceramah), demikian juga di SMAN 7 Cirebon. Padahal metode ceramah kurang melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran, dan pola pembelajaran dengan metode tersebut masih bersifat teacher-centered, dengan mengkondisikan siswa sebagai pihak penerima pelajaran secara pasif. Selain itu juga, kecenderungan pembelajaran biologi selama ini adalah peserta didik hanya mempelajari biologi sebagai produk, menghafalkan konsep, teori dan hukum. Keadaan ini diperparah oleh pembelajaran yang beriorientasi pada tes/ujian. Akibatnya pelajaran biologi sebagai proses, sikap, dan aplikasi tidak tersentuh dalam pembelajaran. (Puskur, 2007:3)
Dalam kenyataan, memang tidak banyak siswa yang menyukai bidang kajian biologi, karena dianggap sukar, keterbatasan kemampuan peserta didik, atau karena mereka tak berminat menjadi ilmuwan atau ahli biologi. Namun demikian, mereka tetap berharap agar pembelajaran biologi di sekolah dapat disajikan secara menarik, efisien, dan efektif. Salah satu bentuk pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran adalah penggunaan multimedia pembelajaran berbasis komputer, dengan penggunaan media ini diharapkan proses pembelajaran biologi akan lebih menarik dan dapat diajarkan dengan efektif serta efisien. Basor Suhada (2003:V-1) dalam Seminar Proceeding MIPA mengungkapkan hasil penelitian penggunaan komputer dalam pembelajaran memiliki tingkat efektivitas yang cukup tinggi.
Berdasarkan fakta yang diungkapkan Suhada, dan hasil studi pendahuluan dalam pembelajaran biologi di SMAN 7 Cirebon yang masih menggunakan pembelajaran konvensioanal serta belum mendayagunkan multimedia pembelajaran meskipun terdapat fasilitas tersebut. Maka, penelitian ini menjadi penting adanya, sebagai bentuk inovasi dalam dunia pendidikan khususnya di lingkungan SMAN 7 Cirebon. Dari penelitian ini diharapkan akan memberikan solusi dalam pembelajaran biologi di SMAN 7 Cirebon.

B. Rumusan Masalah
Perumusan dalam penelitian ini dikelompokan dalam tiga tahapan yaitu sebagai berikut:
1. Identifikasi Masalah
a. Wilayah Penelitian
Dalam penelitian ini adalah Media Pembelajaran
b. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian mengunakan metode penelitian kuantitatif.
c. Jenis Masalah
Jenis Masalah dalam penelitian ini adalah penggunaan multimedia berbasis Macromedia Flash Propesional 8 Aplikasi Tutorial terhadap hasil belajar siswa dalam pembelajaran biologi pada pokok bahasan sistem reproduksi manusia.
2. Batasan Masalah
Untuk memperjelas dan menspesifikan permasalahan yang diteliti, maka penulis membatasi masalah sebagai berikut:
1. Pokok bahasan yang dijadikan sebagai bahan ajar dalam penelitian ini adalah sistem reproduksi manusia.
2. Hasil belajar yang di ukur dengan mengunakan media CAI (computer asistid intruksional)
3. Media yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah multimedia berbasis Macromedia Flash Propesional 8 aplikasi Tutorial dan Flash Presentasi.
4. Yang menjadi variabel penelitian adalah variabel (X) sebagai variabel independen, yaitu Media Pembelajaran dalam hal ini Multimedia berbasis Macromedia Flash Propesional 8 aplikasi software Tutorial, dan variabel (Y) sebagai variabel dependen yaitu hasil belajar siswa, sebagai output dari proses pembelajaran.


3. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana hasil belajar siswa yang menggunakan multimedia pembelajaran berbasis Macromedia Flash Propesional 8 aplikasi Tutorialpada pembelajaran biologi pada pokok bahasan sistem reproduksi manusia ?
2. Bagaimana hasil belajar siswa yang tidak menggunakan multimedia pembelajaran berbasis Macromedia Flash Propesional 8 aplikasi Tutorial pada pembelajaran biologi pada pokok bahasan sistem reproduksi manusia?
3. Adakah perbedaan hasil belajar siswa yang mengunkan Macromedia Flash Propesional 8 aplikasi Tutorial dengan siswawa yang tidak menggunakan Macromedia Flash Propesional 8 aplikasi Tutorial?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa yang menggunakan multimedia pembelajaran berbasis Macromedia Flash Propesional 8 aplikasi Tutorialpada pembelajaran biologi pada pokok bahasan sistem reproduksi manusia ?
2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa yang tidak menggunakan multimedia pembelajaran berbasis Macromedia Flash Propesional 8 aplikasi Tutorial pada pembelajaran biologi pada pokok bahasan sistem reproduksi manusia?
3. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang mengunkan Macromedia Flash Propesional 8 aplikasi Tutorial dengan siswawa yang tidak menggunakan Macromedia Flash Propesional 8 aplikasi Tutorial?
D. Manfaat Penelitian
a. Untuk siswa hasil penelitian ini dapat meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran biologi pada pokok bahasan sistem reproduksi manusia
b. Untuk guru hasil penelitian ini dapat dijadikan rujukan bagaimana mendesain media pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.
c. Untuk lembaga pendidikan SMA Negeri 7 Cireboin hasil penelitian ini menambah peningkatan mutu pembelajaran biologi
E. Kerangka Pemikiran
Belajar adalah merupakan sebuah kegiatan yang bernilai edukatif, dan di dalamnya terjadi interaksi antara komponen yang satu dan yang lainnya, misalnya siswa dengan guru. Interaksi edukatif atau prosedur intruksional dapat tercapai jika terjadi sinergi antara strategi belajar mengajar dan media intruksional serta sumber – sumber belajar yang berdaya guna dan berhasil guna sehingga pembelajaran itu berjalan efektif (Oemar Hamalik, 2000:5).
Keberhasilan guru dalam menyampaikan informasi sangat tergantung pada kelancaran interaksi komukasi antara guru dengan siswa. Kurang lancarnya interaksi komunikasi antara guru dengan siswa atau sebaliknya, akan menyebabkan siswa tidak memahami materi yang disampaikan guru, dan hal ini menimbulkan miskonsepsi pada siswa.
Media pembelajaran secara umum berperan sebagai jembatan komunikasi antara guru dan murid. Adanya media pembelajaran ini, membuat siswa lebih mudah memahami intuksi – intruksi yang disampaikan guru yang pada akhirnya memberikan dampak positif bagi siswa seperti meningkatnya hasil belajar yang dicapai oleh siswa.
Salah satu jenis media pembelajaran yang semakin banyak digunakan dalam membantu proses belajar mengajar adalah multimedia pembelajaran berbasis komputer. Multimedia sendiri didefinisikan sebagai gabungan berbagai media seperti teks, kesan bunyi, vocal, musik, animasi dan video dengan software interaktif (Wahidin, 2006:203).
Definisi tersebut hampir sama dengan yang diungkapkan Daryanto, (2004: 338) yang mengartikan multimedia sebagai suatu PC (Personal Komputer), sistem dokumentasi dan lain – lain yang mengkombinasikan teks, grafik, suara, film atau media lain. Berdasarkan kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa multimedia pada dasarnya merupakan gabungan dari teks, suara dan gambar/visualisasi yang terdapat dalam satu media secara keseluruhan.
Multimedia berbasis komputer ataupun media pembelajaran secara umum memiliki peranan sebagai berikut:
1. memotivasi belajar peserta didik
2. memperjelas informasi/pesan pengajaran
3. memberi tekanan pada bagian-bagian yang penting
4. memberi variasi pengajaran
5. memperjelas struktur pengajaran
( Raharjo, 2007:1 )
Multimedia berbasis komputer tidak dapat dioprasikan tanpa adanya software/ perangkat lunak pendukung, oleh karenya diperlukan adanya software pedukung dalam hal ini Macromedia Flash merupakan program aplikasi yang dapat dipergunakan dalam membuat media pembelajaran berbasis komputer baik dalam bentuk presentasi, simulasi maupun tutorial. Macromedia Flash sendiri menurut Ahmad Z. Fanani dan Diginnovac (2007: 4) adalah program aplikasi animasi/interaksi yang digunakan untuk membuat film animasi dan interaksi.
Melalui penggunaan multimedia pembelajaran berbasis Macromedia Flash Propesional 8diharapkan akan mempermudah siswa dalam memahami materi pelajaran yang disampaikan guru, yang tujuannya dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Untuk lebih mempermudah kerangka pemikiran tersebut, penulis gambarkan dalam bentuk bagan kerangka penelitian sebagai berikut:











Gambar 1. Bagan Kerangka Pemikiran








F. Hipotesis
Menurut Suharsini Arikunto (2006 : 71) hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Berdasarkan rujukan tersebut, penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut:
Ha = Terdapat perbedaan signifikan penggunaan multimedia berbasis Macromedia Flash Propesional 8 Aplikasi Tutorial terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran Biologi Pokok bahasan sistem reproduksi manusia.












BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Media
Kata media berasal dari bahasan Latin Medius yang secara harfiah berarti ‘tengah’, ‘perantara’ atau ‘pengantar’. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara (wasaail) atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan (Azhar Arsyad, 2007:3).
Hal ini diperjelas oleh Association for Education and Communication Technology (AECT) yang mendefinisikan media yaitu segala bentuk yang dipergunakan untuk suatu proses penyaluran informasi. Sedangkan Education Association (NEA) mendefinisikan media sebagai benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar, dapat mempengaruhi efektifitas proses instruksional (Asnawir dan M. Basyiruddin Usman, 2002:11).

Berdasarkan definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pada prinsipnya media merupakan suatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemauan audien (siswa), sehingga dapat mendorong kegiatan belajar dalam dirinya. Salah satu jenis media pembelajaran yang kini banyak dikembang dalam dunia pendidikan adalah media berbasis komputer atau yang dikenal dengan istilah multimedia pembelajaran berbasis komputer.

B. Media dalam Proses Pembelajaran
a. Macam – macam Media
Rude Bretz dalam Asnawir (2002:28) mengklasifikasikan ciri utama media pada tiga unsur pokok yaitu, suara, visual dan gerak. Sedangkan Gagne membuat 7 macam pengelompokan media yaitu; 1) benda untuk didemontrasikan, 2) komunikasi lisan, 3) gambar cetak, 4) gambar diam, 5) gambar gerak, 6) Film bersuara dan 7) Mesin belajar. Terlepas dari perbedaan pembagian pengklasifikasian media yang dikemukanan oleh para ahli, Anderson mengelompokan media sebagai berikut:

Tabel 1. Penggolongan Media Menurut Anderson

b. Signifikansi Penggunaan Media
Menurut Asnawir (2002:14) media memiliki nilai sebagai berikut:
1) Media dapat mengatasi berbagai pengalaman yang dimiliki siswa atau mahasiswa.
2) Media dapat mengatasi ruang kelas
3) Media memungkinkan adanya interaksi langsung antara siswa dengan lingkungannya.
4) Media penghasilkan keseragaman pengamatan.
5) Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan realistis.
6) Media dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru.
7) Media dapat membangkitkan motivasi dan merangsang siswa utnuk belajar.
8) Media dapat memberikan pengalaman yang integral dari suatu yang konkrit sampai kepada yang abstrak.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat penulis simpulkan bahwa penggunaan media memberikan banyak sekali kontribusi yang positif untuk membantu guru maupun siswa dalam pembelajaran. Bagi guru penggunaan media memberikan kemudahan dalam mengajarkan suatu konsep atau materi yang sulit dipahami siswa secara abstrak menjadi lebih konkrit. Bagi siswa, media pembelajaran selain memberikan banyak kemudahan juga memotivasi siswa untuk belajar.
c. Kriteria Pemilihan Media
Dalam pemilihan media yang akan digunakan ada beberapa kriteria pemilihan media, yaitu sebagai berikut:
1) Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
2) Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep atau generalisasi
3) Praktis, luwes dan bertahan
4) Guru terampil menggunakannya
5) Pengelompokan sasaran
6) Mutu teknis (Azhar Arsyad, 2007:76)

Gambar 2. Bagan Flow Chart Pemilihan Media
d. Pengembangan Media
Pengembangan media yang dimaksud adalah suatu usaha menyusun program media pembelajaran yang lebih tertuju pada perencanaan media. Arif Sadiman dalam Asnawir (2002:136), mengungkapkan program pengembangan media sebagai berikut:
1) Menganalisis kebutuhan dan karakteristik siswa
2) Merumuskan tujuan intruksional (instructional objective) secara operasional dan jelas.
3) Merumuskan butir – butir materi secara terperinci yang dapat mendukung tercapainya tujuan
4) Mengembangkan alat ukur keberhasilan
5) Menulis naskah media
6) Mengadakan tes dan revisi

Langkah tersebut dapat dilihat sebagai berikut:

Gambar 2. Bagan Pengembangan Media Pembelajaran

Adapun contoh pengembangan media dalam bentuk flow chart sebagai berikut:

Gambar 3. Flow Chart Pengembangan Media Pembelajaran

e. Evaluasi Media Pembelajaran
Evaluasi media pembelajaran yang digunakan berguna untuk memberikan feedback (umpan balik) yang ingin diketahui pembuat/perancang media tersebut. Adapun tujuan utama evaluasi media menurut Azhar Arsyad (2007:174) adalah sebagai berikut:
1) Menentukan apakah media pembelajaran itu efektif.
2) Menentukan apakah media itu dapat diperbaiki atau ditinggalkan.
3) Menetapkan apakah media itu cost-effective dilihat dari hasil belajar siswa.
4) Memilih media pembelajaran yang sesuai untuk dipergunakan dalam proses pembelajaran di dalam kelas.
5) Menentukan apakah isi pelajaran sudah tepat disajikan dengan media itu.
6) Menilai kemampuan guru menggunakan media pembelajaran.
7) Mengetahui apakah media pembelajaran itu benar-benar memberi sumbangan terhadap hasil belajar seperti yang dinyatakan.
8) Mengetahui sikap siswa terhadap media pembelajaran.
Dari penjelasan di atas kriteria dalam mereviu perangkat lunak media pembelajaran didasarkan pada :(1) kualitas isi dan tujuan; (2) kualitas intruksional; dan (3) kualitas teknis.

C. Multimedia Berbasis Komputer
Multimedia pembelajaran berbasis komputer biasa didefinisikan penggabungan beberapa buah media yang berlainan dalam sebuah program interaktif. (Anton, 2007). Definisi yang lain menyebutkan bahwa multimedia merujuk kepada gabungan pelbagai media seperti visual, teks, video, audio dan animasi yang digabungkan bersama bagi memperoleh kesan yang lebih baik di dalam penyampaian sesuatu maklumat.
Berdasarkan pada pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa multimedia pada prinsipnya merupakan gabungan antara berbagai media audio, visual maupu animasi yang tergabung dalam sebuah program yang terintegrasi satu dengan yang lainnya. Salah satu pemanfaatan kemamjuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dalam bidang pendidikan adalah pemanfaatan komputer untuk pendidikan atau yang lebih dikenal dengan istilah pembelajaran berbasis komputer / multimedia pembelajaran berbasis komputer.
Beberapa jenis aplikasi teknologi berbasis komputer dalam pembelajaran dikenal sebagai Computer Assisted Intruction (CAI). Program ini adalah suatu cara penggunaan komputer secara langsung di dalam proses pengajaran sebagai alternatif pengganti buku dan pendidik (Budi Setyono et all, 2006:2). Program Computer Assisted Intruction (CAI) ini meliputi beberapa program yaitu:
1. Latihan dan Praktek (Drill and Practice)
Para pengajar menyiapkan materi untuk para siswa untuk menguji tingkat kemampuan mereka dan mempraktekan kemampuan mereka.
2. Penjelasan (Tutorial )
Dalam paket ini teknik mengajar, teknik evaluasi, alternative pertanyaan dan jawaban dipersiapkan dengan baik, sehingga siswa merasa dapat berinteraksi dengan pengajar.
3. Diagnosis
Adalah mengoreksi hasil evaluasi yang diberikan oleh pemakai atau user setelah jawaban beberapa pertanyaan yang diajukan oleh sistem.
4. Simulasi
Simulasi menyajikan permainan yang sifatnya menghibur.


5. Mindtool
Mindtools alat bantu belajar yang menyediakan sejumlah fasilitas atau fungsi yang dapat dipakai untuk digunakan siswa dalam memfungsikan cara berpikirnya sehingga dapat optimal. Penggunaan media berbasis komputer dalam pembelajaran memiliki beberapa kelebihan sebagai berikut:
1. Dapat mengakomodasi siswa yang lamban dalam menerima pelajaran, karena dapat memberikan iklim yang bersifat lebih afektif.
2. Komputer dapat merangsang siswa untuk mengerjakan latihan, melakukan kegiatan laboratorium atau simulasi.
3. Komputer dapat berinteraksi dengan siswa.
4. Kemampuan merekam aktifitas siswa selama menggunakan suatu program pengajaran memberikan kesempatan yang lebih baik untuk belajar secara perorangan.
5. Dapat berhubungan dan mengendalikan pengalikan peralatan lain seperti CD dan tafe

Tetapi di sisi lain komputer memiliki kelemahan:
1. Harganya relatif masih mahal.
2. Untuk menggunakan komputer diperlukan pengetahuan dan keterampilan khusus tentang komputer.
3. Keragaman model komputer (hard ware) sering menyebabkan software yang tersedia tidak kompatibel (cocok).
4. Program yang tersedia belum memperhitungkan kreativitas siswa.
5. Komputer hanya efektif bila digunakan oleh satu orang atau beberapa orang dalam kelompok kecil
6. Sofware yang digunakan rawan terkena virus

(Azhar Arsyad, 2007: 55 - 56).

D. Pengenalan Macromedia Flash Propesional 8 dan Software Tutorial
a). Macromedia Flash Propesional 8
Menurut Ahmad Z. Fanani dan Diginnovac (2007: 4) Macromedia Flash adalah program aplikasi animasi/interaksi yang digunakan untuk membuat film animasi dan interaksi. Secara umum sebenarnya Macromedia Flash tidak spesifik diperuntukan untuk membuat software aplikasi pendidikan, akan tetapi menunjang untuk melakukan hal tersebut. Keunggulan Macromedia Flash dibanding aplikasi software lain dalam membuat media pembelajaran berbasis komputer terletak pada kemampuannya untuk mengkonfigurasi teks, animasi, suara maupun grafik dalam satu secara bersama – sama, sehingga hasil aplikasi software ini juga sesuai jika dibuat dalam bentuk tutorial interaktif.
Macromedia Flash telah memiliki banyak versi seperti Macromedia Flash 6, Macromedia Flash MX 2004, Macromedia Flash 8 dan 9. Akan tetapi secara umum memiliki fungsi yang sama, hanya saja tool dan akses yang ditawarkan setiap versinya berbeda mengalami penambahan dan perbaikan di setiap versinya.







Gambar 4. Menu Tampilan Macromedia Flash MX 2004

Adapun elemen – elemen Macromedia Flash Propesional 8adalah sebagai berikut:

Tabel 2. Elemen Macromedia Flash MX 2004

Nama Elemen Keterangan
Toolbox Bagian yang berisi peranti untuk menggambar dan memodifikasi objek animasi.
Option Elemen penunjang kinerja peranti yang terpilih di toolbox
Jendela Propertis Bagian yang digunakan untuk memberikan perintah tambahan dari objek yang sedang dipilih. Tampilan jendela Propertis tidak sama tergantung objek yang dipilih.
Timeline Bagian yang digunakan untuk mengatur susunan objek yang tampak di stage
Layer Sekelompok perintah untuk mengatur susunan objek yang tampak di stage
Menu Sekelompok perintah yang digunakan untuk mengatur susunan objek , animasi, layer dan lain – lain.
Scene/ Stage Layer yang digunakan untuk menyusun objek gambar, teks, animasi, dan lain – lain.
Frame Suatu bagian dari layer yang digunakan untuk mengatur gerakan animasi.

(Andi Offset dan Madcom, 2004:4)
Salah satu media pembelajaran sederhana yang dapat dibuat dengan menggunakan Macromedia Flash Propesional 8adalah Flash Presentasi. Adapun urutan pembuatan Flash Presentasi adalah sebagai berikut:
1) Mendesain tampilan depan (beground)
2) Menentukan durasi
3) Mengimport gambar/bagan yang akan digunakan
4) Merancang dan memberi isi tampilan
5) Menyisipkan suara atau sound
6) Mempublish/mempublikasikan

Gambar 6. Flash Presentasi Materi Sistem Reproduksi Manusia
b). Sofware Tutorial
Istilah Tutorial sebenarnya adalah merupakan sebuah merk dagang software pendidikan (education software) yang di produksi oleh Kokasma (Koprasi Alumni SMAN 3 Bandung). Tutorial adalah sebuah aplikasi software pembelajaran yang di buat dengan menggunakan Macromedia Flash. Software ini menyajikan materi pembelajaran biologi dengan content (isi) berupa gambar, animasi, video yang disajikan lengkap dalam bentuk tutorial sehingga siswa ataupun pengguna dapat memahami isi yang disampaikan dalam software ini dengan ataupun tanpa guru/pengajar sekalipun.

Gambar 7. Tampilan depan software Tutorial

E. Pembelajaran dengan Berbantuan Multimedia
Pembelajaran yang dibantu komputer dikenal dengan nama CAI (Computer Assited Instruction) . Prinsip pembelajaran ini menggunakan komputer sebagai alat bantu menyampaikan pelajaran kepada user secara interaktif. Perubahan metode pembelajaran dan pengajaran telah menyebabkan alat yang digunakan menjadi meluas, misalnya: video, audio, slide dan film.
Computer Assisted Intruction (CAI) yaitu penggunaan komputer secara langsung dengan siswa untuk menyampaikan isi pelajaran, memberikan latihan dan mengetes kemajuan belajar siswa. Computer Assisted Intruction (CAI) juga bermacam-macam bentuknya bergantung kecakapan pendesain dan pengembang pembelajarannya, bisa berbentuk permainan (games), mengajarkan konsep-konsep abstrak yang kemudian dikonkritkan dalam bentuk visual dan audio yang dianimasikan.
Jadi Computer Assisted Intruction (CAI) adalah penggunaan komputer sebagai alat bantu dalam dunia pendidikan dan pengajaran. Computer Assisted Intruction (CAI) membantu siswa memahami suatu materi dan dapat mengulang materi tersebut berulang kali sampai ia menguasai materi itu. Selain keunggulan tersebut, multimedia pembelajaran berbasis komputer atau yang dikenal juga dengan istilah Computer Assisted Intruction (CAI) juga mampu untuk merangsang aspek kognitif, apektif dan psikomotor siswa.
1. Aspek Kognitif
Komputer dapat mengajarkan konsep-konsep aturan, prinsip, langkah-langkah, proses, dan kalkulasi yang kompleks. Komputer juga dapat menjelaskan konsep tersebut dengan sederhana dengan penggabungan visual dan audio yang dianimasikan.
2. Aspek Afektif
Bila program didesain secara tepat dengan memberikan potongan klip suara atau video yang isinya menggugah perasaan, pembelajaran sikap/afektif pun dapat dilakukan menggunakan media komputer.
3. Aspek Psikomotor
Dengan bentuk pembelajaran yang dikemas dalam bentuk games dan simulasi sangat bagus digunakan untuk menciptakan kondisi dunia kerja. Beberapa contoh program antara lain; simulasi pendaratan pesawat, simulasi perang dalam medan yang paling berat dan sebagainya.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar pembelajaran dengan berbantuan komputer dapat berhasil dengan baik, yaitu:
1) Belajar harus menyenangkan.
2) Interaktivitas
3) Kesempatan untuk berlatih harus memotivasi, cocok, dan tersedia feedback.
4) Menuntun dan melatih siswa dengan lingkungan informal.

F. Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya
Menurut Gagne belajar didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya akibat suatu pengalaman. Galloway dalam Toeti Soekamto (1992:27) mengatakan belajar merupakan suatu proses internal yang mencakup ingatan, retensi, pengolahan informasi, emosi dan faktor-faktor lain berdasarkan pengalaman-pengalaman sebelumnya. Sedangkan Morgan menyebutkan bahwa suatu kegiatan dikatakan belajar apabila memiliki tiga ciri-ciri sebagai berikut:
a. belajar adalah perubahan tingkahlaku.
b. perubahan terjadi karena latihan dan pengalaman, bukan karena pertumbuhan.
c. perubahan tersebut harus bersifat permanen dan tetap ada untuk waktu yang cukup lama.
Berdasarkan definisi di atas dapat penulis simpulkan bahwa belajar pada prinsipnya merupakan sebuah proses yang melibatkan berbagai potensi individu yang menghasilkan perubahan tingkah laku. Merujuk pada pendapat – pendapat di atas, maka yang menjadi hasil utama dari proses belajar adalah perubahan tingkah laku. Dengan demikian secara umum hasil belajar dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu:
1. Hasil belajar kognitif
Hasil belajar kognitif berkenaan dengan hasil intelektual yang terdiri dari enam aspek, yaitu pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi.
2. Hasil belajar apektif
Hasil belajar apektif berkenaan dengan sikap dan nilai, tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman.
3. Hasil belajar psikomotorik
Hasil belajar psikomotorik dalam bentuk keterampiln atau skill dan kemampuan bertindak secara individu. (Lena Lusiana, 2005:23)
Dalam belajar banyak sekali proses yang mempengaruhinya, secara umum Muhibbin Syah membagi faktor tersebut menjadi dua golongan, yaitu:
1. Faktor Internal Siswa
Yang dimaksud dengan faktor internal di sini adalah faktor yang berasal dari dalam siswa itu sendiri. Faktor ini meliputi dua aspek, yaitu: aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah), dan aspek psikologis (yang bersifat rohaniah).
a) Aspek Fisiologis
Kondisi organ tubuh yang lemah, apalagi jika disertai pusing kepala berat misalnya dapat menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif) sehingga materi yang dipelajarinya kurang atau tidak berbekas.
b) Aspek Psikologis
Aspek psikologi ini yang paling esensial terbagi dalam lima kategori yaitu: 1) tingkat kecerdasan (inteligensi); 2) sikap siswa; 3) bakat siswa; 4) minat siswa; 5) motivasi siswa.
c) Inteligensi
Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui/menggunakan konsep yang abstrak secara aktif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat.
d) Sikap
Sikap (attitude) siswa yang positif, terutama kepada guru dan mata pelajaran yang disajikan merupakan pertanya awal yang baik bagi proses belajar siswa tersebut. Sebaliknya, jika sikap negatif siswa terhadap guru dan mata pelajaran tersebut akan menimbulkan kesulitan belajar siswa tersebut.
e) Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang dialami siswa diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa senang. Jadi berbeda dengan perhatian, karena perhatian sifatnya sementara dan belum tentu diikuti oleh perasaan senang, sedangkan minat selalu diikuti dengan perasaan dan dari situ diperoleh kepuasan.
f) Bakat
Secara umum, bakat (aptitude) adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang Caplin dalam Muhibbin Syah (2003:150). Dengan demikian, sebetulnya setiap orang memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai ke tingkatan tertentu sesuai dengan kapasitasnya masing – masing.
g) Motivasi
Motivasi secara umum adalah keadaaan internal organisme baik manusia maupun hewan yang mendorong untuk berbuat sesuatu. Dalam hal ini, motivasi berarti pemasok daya (energizer) untuk bertingkah laku secara terarah.
Dalam perkembangannya motivasi terbagi dua macam, yaitu: 1). Motivasi intrinsik dan; 2) motivasi ektrinsik. Motivasi intrinsik adalah motivasi yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang datang dari luar diri siswa.
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal siswa ini terbagi dalam dua macam, yaitu: faktor lingkungan sosial dan non lingkungan sosial.
a) Lingkungan sosial
Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para staf administrasi, dan teman – teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa. Lingkungan sosial siswa meliputi lingkungan keluarga, tetangga dan masyarakat serta teman sepermainan kesemuanya itu dapat memberikan dampak bagi semangat belajar siswa.
b) Lingkungan non sosial
Faktor yang temasuk lingkungan non sosial adalah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat – alat dalam belajar. Kesemuanya itu dipandang dapat mempengaruhi tingkat keberhasilan dalam belajar.

G. Tinjauan Materi Biologi Sistem Reproduksi Manusia
Reproduksi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan keturunan yang baru. Tujuannya adalah untuk mempertahankan jenisnya dan melestarikan jenis agar tidak punah. Pada manusia untuk menghasilkan keturunan yang barudiawali dengan peristiwa fertilisasi. Sehingga dengan demikian reproduksipadamanusia dilakukan dengan cara generatif atau seksual. Untuk dapatmengetahuireproduksi pada manusia, kita harus mengetahui terlebih dahulu organ-organ kelamin yang terlibat serta proses yang berlangsung di dalamnya.
Organ Reproduksi Manusia
a. PRIA
Dibedakan menjadi organ kelamin luar dan organ kelamin dalam.
Organ reproduksi luar terdiri dari :
1. Penis merupakan organ kopulasi yaitu hubungan antara alat kelamin jantan dan betina untuk memindahkan semen ke dalam organ reproduksi betina. Penis diselimuti oleh selaput tipis yang nantinya akan dioperasi pada saat dikhitan/sunat.
2. Scrotum merupakan selaput pembungkus testis yang merupakan pelindung testis serta mengatur suhu yang sesuai bagi spermatozoa.
Organ reproduksi dalam terdiri dari :
1. Testis merupakan kelenjar kelamin yang berjumlah sepasang dan akan menghasilkan sel-sel sperma serta hormone testosterone. Dalam testis banyak terdapat saluran halus yang disebut tubulus seminiferus.
2. Epididimis merupakan saluran panjang yang berkelok yang keluar dari testis. Berfungsi untuk menyimpan sperma sementara dan mematangkan sperma.
3. Vas deferens merupakan saluran panjang dan lurus yang mengarah ke atas dan berujung di kelenjar prostat. Berfungsi untuk mengangkut sperma menuju vesikula seminalis.
4. Saluran ejakulasi merupakan saluran yang pendek dana menghubungkan vesikula seminalis dengan urethra.
5. Urethra merupakan saluran panjang terusan dari saluran ejakulasi dan terdapat di penis.
Kelenjar pada organ reproduksi pria
1. Vesikula seminalis merupakan tempat untuk menampung sperma sehingga disebut dengan kantung semen, berjumlah sepasang. Menghasilkan getah berwarna kekuningan yang kaya akan nutrisi bagi sperma dan bersifat alkali. Berfungsi untuk menetralkan suasana asam dalam saluran reproduksi wanita.
2. Kelenjar Prostat merupakan kelenjar yang terbesar dan menghasilkan getah putih yang bersifat asam.
3. Kelenjar Cowper’s/Cowpery/Bulbourethra merupakan kelenjar yang menghasilkan getah berupa lender yang bersifat alkali. Berfungsi untuk menetralkan suasana asam dalam saluran urethra.
b. WANITA
Dibedakana menjadi organ kelamin luar dan organ kelamin dalam.
Organ reproduksi luar terdiri dari :
1. Vagina merupakan saluran yang menghubungkan organ uterus dengan tubuh bagian luar. Berfungsi sebagai organ kopulasi dan saluran persalinan keluarnya bayi sehingga sering disebut dengan liang peranakan. Di dalam vagina ditemukan selaput dara.
2. Vulva merupakan suatu celah yang terdapat di bagian luar dan terbagi menjadi 2 bagian yaitu : Labium mayor merupakan sepasang bibir besar yang terletak di bagian luas dan membatasi vulva. Labium minor merupakan sepasang bibir kecil yang terletak di bagian dalam dan membatasi vulva.
Organ reproduksi dalam terdiri dari :
1. Ovarium merupakan organ utama pada wanita. Berjumlah sepasang dan terletak di dalam rongga perut pada daerah pinggang sebelah kiri dan kanan. Berfungsi untuk menghasilkan sel ovum dan hormon wanita seperti : Estrogen yang berfungsi untuk mempertahankan sifat sekunder pada wanita, serta juga membantu dalam prosers pematangan sel ovum. Progesterone yang berfungsi dalam memelihara masa kehamilan.
2. Fimbriae merupakan serabut/silia lembut yang terdapat di bagian pangkal ovarium berdekatan dengan ujung saluran oviduct. Berfungsi untuk menangkap sel ovum yang telah matang yang dikeluarkan oleh ovarium.
3. Infundibulum merupakan bagian ujung oviduct yang berbentuk corong/membesar dan berdekatan dengan fimbriae. Berfungsi menampung sel ovum yang telah ditangkap oleh fimbriae.
4. Tuba fallopi merupakan saluran memanjang setelah infundibulum yang bertugas sebagai tempat fertilisasi dan jalan bagi sel ovum menuju uterus dengan bantuan silia pada dindingnya.
5. Oviduct merupakan saluran panjang kelanjutan dari tuba fallopi. Berfungsi sebagai tempat fertilisasi dan jalan bagi sel ovum menuju uterus dengan bantuan silia pada dindingnya.
6. Uterus merupakan organ yang berongga dan berotot. Berbentuk seperti buah pir dengan bagian bawah yang mengecil. Berfungsi sebagai tempat pertumbuhan embrio. Tipe uterus pada manusia adalah simpleks yaitu dengan satu ruangan yang hanya untuk satu janin. Uterus mempunyai 3 macam lapisan dinding yaitu :
a. Perimetrium yaitu lapisanyang terluar yang berfungsi sebagai pelindung uterus.
b. Miometrium yaitu lapisan yang kaya akan sel otot dan berfungsi untuk kontraksi dan relaksasi uterus dengan melebar dan kembali ke bentuk semula setiap bulannya.
c. Endometrium merupakan lapisan terdalam yang kaya akan sel darah merah. Bila tidak terjadi pembuahanmaka dinding endometrium inilah yang akan meluruh bersamaan dengan sel ovum matang.
7. Cervix merupakan bagian dasar dari uterus yang bentuknya menyempit sehingga disebut juga sebagai leher rahim. Menghubungkan uterus dengan saluran vagina dan sebagai jalan keluarnya janin dari uterus menuju saluran vagina.
8. Saluran vagina merupakan saluran lanjutan dari cervic dan sampai pada vagina.
9. Klitoris merupakan tonjolan kecil yang terletak di depan vulva. Sering disebut dengan klentit.
Gambar Uterus




Gametogenesis
Merupakan peristiwa pembentukan sel gamet, baik gamet jantan/sel spermatozoa (spermatogenesis) dan juga gamet betina/sel ovum.
a. Spermatogenesis merupakan proses pembentukan sel spermatozoa. Dibentuk di dalam tubula seminiferus. Dipengaruhi oleh beberapa hormon yaitu :
1. Hormon FSH yang berfungsi untuk merangsang pembentukan sperma secara langsung. Serta merangsang sel sertoli untuk meghasilkan ABP (Androgen Binding Protein) untuk memacu spermatogonium untuk melakukan spermatogenesis.
2. Hormon LH yang berfungsi merangsang sel Leydig untuk memperoleh sekresi testosterone (yaitu suatu hormone sex yang penting untuk perkembangan sperma). Berlangsung selama 74 hari sampai terbentuknya sperma yang fungsional. Sperma ini dapat dihasilkan sepanjang usia. Sehingga tidak ada batasan waktu, kecuali bila terjadi suatu kelainan yang menghambat penghasilan sperma pada pria.
b. Oogenesis merupakan proses pembentukan dan perkembangan sel ovum. Proses oogenensis dipengaruhi oleh beberapa hormon yaitu :
1. Hormon FSH yang berfungsi untuk merangsang pertumbuhan sel-sel folikel sekitar sel ovum.
2. Hormon Estrogen yang berfungsi merangsang sekresi hormone LH.
3. Hormon LH yang berfungsi merangsang terjadinya ovulasi (yaitu proses pematangan sel ovum).
4. Hormon progesteron yang berfungsi untuk menghambat sekresi FSH dan LH Selama 28 hari sekali sel ovum dikeluarkan oleh ovarium. Sel telur ini telah matang (mengalami peristiwa ovulasi). Selama hidupnya seorang wanita hanya dapat menghasilkan 400 buah sel ovum setelah masa menopause yaitu berhentinya seorang wanita untuk menghasilkan sel ovum yang matang Karena sudah tidak dihasilkannya hormon, sehingga berhentinya siklus menstruasi sekitar usia 45-50 tahun.
Setelah ovulasi maka sel ovum akan mengalami 2 kemungkinan yaitu :
a. Tidak terjadi fertilisasi maka sel ovum akan mengalami MENSTRUASI yaitu luruhnya sel ovum matang yang tidak dibuahi bersamaan dengan dinding endometrium yang robek. Terjadi secara periodic/sikus. Mempunyai kisaran waktu tiap siklus sekitar 28-35 hari setiap bulannya. Siklus menstruasi terdiri dari 4 fase yaitu :
1. Fase Menstruasi yaitu peristiwa luruhnya sel ovum matang yang tidak dibuahi bersamaan dengan dinding endometrium yang robek. Dapat diakibatkan juga karena berhentinya sekresi hormone estrogen dan progresteron sehingga kandungan hormon dalam darah menjadi tidaka ada.
2. Fase Proliferasi/fase Folikuler ditandai dengan menurunnya hormon progesteron sehingga memacu kelenjar hipofisis untuk mensekresikan FSH dan merangsang folikel dalam ovarium, serta dapat membuat hormone estrogen diproduksi kembali. Sel folikel berkembang menjadi folikel de Graaf yang masak dan menghasilkan hormone estrogern yang merangsangnya keluarnya LH dari hipofisis. Estrogen dapat menghambat sekersei FSH tetapi dapat memperbaiki dinding endometrium yang robek.
3. Fase Ovulasi/fase Luteal ditandai dengan sekresi LH yang memacu matangnya sel ovum pada hari ke-14 sesudah mentruasi 1. Sel ovum yang matang akan meninggalkan folikel dan folikel aka mengkerut dan berubah menjadi corpus luteum. Corpus luteum berfungsi untuk menghasilkan hormon progesteron yang berfungsi untuk mempertebal dinding endometrium yang kaya akan pembuluh darah.
4. Fase pasca ovulasi/fase Sekresi ditandai dengan Corpus luteum yang mengecil dan menghilang dan berubah menjadi Corpus albicans yang berfungsi untuk menghambat sekresi hormone estrogen dan progesteron sehingga hipofisis aktif mensekresikan FSH dan LH. Dengan terhentinya sekresi progesteron maka penebalan dinding endometrium akan terhenti sehingga menyebabkan endometrium mengering dan robek. Terjadilah fase pendarahan/menstruasi.
Gambar Siklus mentsruasi




b. Terjadi fertilisasi yaitu peleburan antara sel sperma dengan sel ovum yang telah matang dan menghasilkan zigot. Zigot akan menempel/implantasi pada dinding uterus dan tumbuh berkembang menjadi embrio dan janin. Keadaan demikian disebut dengan masa kehamilan/gestasi/nidasi. Janin akan keluar dari uterus setelah berusia 40 minggu/288 hari/9 bulan 10 hari. Peristiwa ini disebut dengan kelahiran.
Tahapan waktu dalam fertilisasi :
1. Beberapa jam setelah fertilisasi zigot akan membelah secara mitosis menjadi 2 sel, 4, 8, 16 sel.
2. Pada hari ke-3 atau ke-4 terbentuk kelompok sel yang disebut morula. Morula akan berkembang menjadi blastula. Rongga blastosoel berisi cairan dari tuba fallopi dan membentuk blastosit. Lapisan dalam balstosit membentuk inner cell mass. Blastosit dilapisi oleh throhpoblast (lapisan terluar blastosit) yang berfungsi untuk menyerap makanan dan merupakan calon tembuni/plasenta/ari-ari. Blastosit akan bergerak menuju uterus dengan waktu 3-4 hari.
3. Pada hari ke-6 setelah fertilisasi throphoblast akan menempel pada dinding uterus/proses implantasi dan akan mengeluarkan hormone HCG (hormone Chorionik gonadotrophin). Hormon ini melindungi kehamilan dengan menstimulasi produksi hormone progesteron dan estrogen sehingga mencegah menstruasi.
4. Pada hari ke-12 setelah fertilisasi embrio telah kuat menempel pada dinding uterus.
5. Dilanjutkan dengan fase gastrula, yaitu hari ke-21 palsenta akan terus berkembang dari throphoblast. Mulai terbentuk 3 lapisan dinding embrio. Lapisan dinding embrio inilah yang akan berdiferensisai menjadi organ-organ tubuh. Organ tubuh aka berkembang semakin sempurna seiring bertambahnya usia kandungan.
Hormon yang berperanan dalam kehamilan
1. Progesteron dan estrogen, merupakan hormon yang berperanan dalam masa kehamilan 3-4 bulan pertama masa kehamilan. Setelah itu fungsinya diambil alih oleh plasenta. Hormone estrogen makin banyak dihasilkan seiring dengan bertambahnya usia kandungan karena fungsinya yang merangsang kontraksi uterus. Sedangkan hormon progesterone semakin sedikit karena fungsinya yang menghambat kontraksi uterus.
2. Prolaktin merupakan hormon yang disekresikan oleh plasenta dan berfungsi untuk memacu glandula mamae untuk memproduksi air susu. Serta untuk mengatur metabolisme tubuh ibu agar janin (fetus) tetap mendapatkan nutrisi.
3. HCG (hormone chorionic gonadotrophin) merupakan hormone untuk mendeteksi adanya kehamilan. Bekerja padahari ke-8 hingga minggu ke-8 pada masa kehamilan. Hormon ini ditemukan pada urine wania pada uji kehamilan.
4. Hormon oksitosin merupakan hormone yang berperan dalam kontraksi uterus menjelang persalianan.
Hormon yang berperanan dalam kelahiran/persalinan
1. Relaksin merupakan hormon yang mempengaruhi peregangan otot simfisis pubis
2. Estrogen merupakan hormon yang mempengaruhi hormon progesteron yang menghambat kontraksi uterus.
3. Oksitosin merupakan hormon yang mempengaruhi kontraksi dinding uterus.
Prinsip Kontrasepsi dalam Reproduksi
Bertujuan untuk mencegah bertemunya sel sperma dengan sel ovum sehingga tidak terjadi fertilisasi. Macam cara dalam kontrasepsi adalah :
1. Sistem kalender yaitu dengan memperhatikan masa subur wanita.
2. Secara hormonal yaitu menghambat/menghentikan proses ovulasi.
3. Kimiawi yaitu dengan menggunakan zat-zat kimia. Seperti spermatosida untuk pria, vaginal douche untuk wanita.
4. Mekanik yaitu dengan menggunakan alat-alat kontrasepsi.
5. Sterilisasi yaitu dengan membuat setril organ-organ reproduksi bagian dalam. Seperti vasektomi untuk pria dan tubektomi untuk wanita.


BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian
a. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 7 Cirebon Secara Geografis, SMAN 7 Cirebon dapat dilihat sebagai berikut:
- Sebelah Barat berbatasan dengan Polsek Kesambi
- Sebelah Timur berbatasan dengan SMAN 4 Cirebon.
- Sebelah Utara berbatasan dengan STM Negeri 1 Cirebon
- Sebelah Selatan berbatasan dengan PLTG
b. Waktu Penelitian
Penelitian yang akan penulis laksanakan dalam waktu dua bulan yaitu mulai April 2009 sampai dengan Juni 2009.
A. Kondisi Umum Wilayah Penelitian
1. Fasilitas Pendukung Pembelajaran IPA
Fasilitias pendukung pembelajaran di SMAN 7 Cirebon termasuk dalam kategori baik, selain memiliki laboratorium yang cukup lengkap juga telah ditunjang oleh fasilitas pembelajaran yang lain, seperti laboratorium computer.
Adapun sarana dan fasilitas pendukung pembelajaran IPA sebagai berikut:


Tabel 3. Fasilitas Pembelajaran IPA SMAN 7 Cirebon

No. Jenis Fasilitas Keterangan
1. Laboratorium Biologi dan Kimia 1 lokal
2. Laboratorium Fisika 1 lokal
3. Laboratorium Komputer & Multimedia 1 lokal
4. Perpustakaan 1 lokal

2. Proses Pembelajaran IPA – Biologi
SMAN 7 Cirebon Merupakan SMA Negeri yang berada di wilayah Kecamatan Jatiwangi, memiliki jumlah kelas sebanyak 22 kelas, kelas X sebanyak 8 kelas, Kelas XI sebanyak 7 kelas dan Kelas XII sebanyak 7 kelas. Kurikulum yang digunakan adalah KTSP untuk kelas X dan XI dan KBK untuk Kelas XII.
Secara umum proses pembelajaran IPA yang dilakukan di SMAN 7 Cirebon adalah dengan metode konvensional (ceramah), diskusi, dan praktikum. Keberadaan Laboratorium IPA, Multimedia dan Komputer belum sepenuhnya dioptimalkan sebagai alat bantu dalam pembelajaran, kondisi seperti ini perlu mendapat pencerahan dan solusi agar fasilitas yang tersedia dapat dimanfaatkan secara optimal dalam pembelajaran siswa.
3. Kondisi Laboratorium Komputer
Pada penelitian ini penulis menggunakan fasilitas laboratorium komputer, oleh karena itu, pada bagian ini akan dipaparkan secara global kondisi laboratorium komputer yang dimanfaatkan dalam pembelajaran biologi berbasis multimedia komputer.
Secara umum fasilitas yang ada di laboratorium komputer di SMAN 7 Cirebon sangat baik, ditinjau dari segi pengadministrasian maupun fasilitas penunjang lainnya.
Adapun fasilitas komputer yang ada di SMAN 7 Cirebon yaitu sebanyak 20 unit komputer, 1 komputer server, 17 komputer praktek dan 2 komputer modifikasi. Spesifikasi komputer yang digunakan adalah:
Tabel 4. Spesifikasi Komputer di Laboratorium Multimedia
SMAN 7 Cirebon

No. Hardware Keterangan
1. Procesor Intel P IV 3.0 MHz
2. Motherboard Asus
3. RAM DDR2 256 Mhz
4. HD 40 Ghz – 80 Ghz
5. VGA 32 – 64 MHz
6. Monitor 15 inci
7. Webcam Ada
8. Headset Ada


B. Langkah – Langkah Pelaksanaan Penelitian
1) Sumber Data
a. Teoritik
Yaitu sumber data yang diambil dari buku – buku atau literatur yang relevan dengan pembahasan dalam penelitian ini, yaitu tentang penggunaan multimedia pembelajaran berbasis Macromedia Flash Propesional 8 aplikasi Tutorial pada pembelajaran biologi.
b. Empirik
Yaitu sumber data yang diambil dari objek penelitian yaitu di SMAN 7 Cirebon Kabupaten Majalengka tahun pelajaran 2008 - 2009.
2) Populasi dan Sampel
a. Populasi
Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 130), populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Berdasarkan asumsi tersebut, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMAN 7 Cirebon Kabupaten Majalengka yang berjumlah sekitar 122 siswa. Sebagaimana yang telihat pada tabel berikut :
Tabel 5. Jumlah Siswa Kelas XI IPA SMAN 7 Cirebon

No. Kelas Jumlah Siswa
1. XI IPA 1 42
2. XI IPA 2 40
3. XI IPA 3 40

b. Sampel
Menurut Suharsimi Arikunto (2006:131), sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dalam pengambilan sampel dilakukan dengan purposif sampling (penentuan langsung), yaitu mementukan kelas eksperimen dan kontrol secara langsung berdasarkan rujukan dari guru biologi kelas XI IPA. Dalam hal ini penulis memilih dua kelas yang memiliki kemampuan hampir sama yaitu: XI IPA – 1 yang berjumlah 42 siswa sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPA – 3 yang berjumlah 40 siswa sebagai kelas kontrol.
3) Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data dari sampel penelitian, dilakukan dengan teknik – teknik yang telah baku dalam pengumpulan data penelitian. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
a. Tes
Teknik ini digunakan untuk mengukur tingkat keterampilan, pengetahuan, inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok. Dalam hal ini, penggunaan metode tes bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa yang menggunakan multimedia pembelajaran berbasis komputer dengan yang tidak menggunakan multimedia berbasis Macromedia Flash Propesional 8 aplikasi Software Tutorial.
Pelaksanaan tes dilakukan sebanyak dua kali, yaitu pre- tes (tes awal) dan post tes (tes akhir), dengan jumlah soal 30 butir soal pilihan ganda. Sebelum tes ini digunakan telah terlebih dahulu dilakukan uji coba kepada siswa kelas XII IPA 3 yang telah menerima materi pelajaran biologi pada sub konsep sistem Saraf. Hasil uji coba tersebut kemudian dicari validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukarannya.

b. Metode kuantitatif
Empirisisme
• Epistemik: pengetahuan berdasarkan pada pengalaman
• Semantik: verifikasi empirik (positifisme logis)
Pemetaan realitas
• Konsep
• Aturan (generalisasi)
• Model
• Statistika: teori galat (error), seberapa mungkin suatu aturan
• Teori (rekonstruksi logika untuk menetapkan aturan)
Penjelasan: mencari yang mungkin (likely) dari yang tidak mungkin (unlikely)
4) Metode dan Desain Penelitian
a. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimen dimana peneliti secara langsung ikut terlibat dalam proses pembelajaran di kelas yang diteliti.
Adapun langkah – langkah yang dilakukan penulis dalam pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut:
a) Persiapan administrasi dan perizinan
b) Melakukan uji coba instrumen
c) Menganalisis data hasil uji coba berupa validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran (TK) dan daya pembeda (DP) soal.
d) Melakukan pre-tes pada kelompok eksperimen dan kontrol
e) Melaksanakan proses pembelajaran
 Pada pembelajaran di kelas eksperimen menggunakan multimedia pembelajaran berbasis Macromedia Flash Propesional 8 aplikasi Software Tutorial.
 Pada kelas kontrol proses pembelajaran tidak menggunakan multimedia pembelajaran berbasis berbasis Macromedia Flash Propesional 8 aplikasi Software Tutorial.
f) Melakukan post tes
g) Menganalisis data

b. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain control group pre-test-post-test (Suharsimi Arikunto, 2006:86) sebagai berikut:


Keterangan :

E = kelompok eksperimen
K = kelompok kontrol
O1 = pre-test
O2 = post-test
X1= perlakuan penggunaan multimedia berbasis komputer
X2= perlakuan tanpa multimedia berbasis komputer

Dari desain pada bagian atas dapat dijelaskan sebagai berikut:
Penelitian ini menggunakan dua kelompok siswa, yaitu kelompok eksperimen dan kontrol. Dimana pada kelompok eksperimen diberi treatment (perlakuan) dalam proses pembelajarannya, yaitu dengan menggunakan multimedia pembelajaran berbasis komputer Macromedia Flash Propesional 8 aplikasi Software Tutorial. Sedangkan kelompok kontrol tidak diberi perlakuan. Sebelum dan sesudah diberi perlakuan tersebut masing – masing kelompok diberi tes, yaitu pre-test (tes awal) untuk mengetahui kemampuan awal yang dimiliki siswa, dan post-test (tes akhir) untuk mengetahui peningkatan hasil belajar.
5) Prosedur penelitian
a. Persiapan
1. Menyususn sekenario pembelajaran
2. Menyiapkan materi bahan ajar
3. Meyiapkan media pembelajaran
b. Pelaksanaan
Kegiatan awal (20 menit)
• Guru menanyakan pengertian, cara dan hasil dari proses reproduksi.
Kegiatan inti (60 menit)
• Dengan memberikan gambar alat reproduksi pria, siswa diminta mengidentifikasi bagian-bagain dan fungsinya.
• Siswa bersama guru mendiskusikan proses pembentukan sperma (spermatogenesis) dan hormon yang berperan dalam proses tersebut.
• Guru memberikan gambar organ reproduksi wanita, kemudian meminta siswa untuk mengidentifikasi bagian-bagian dan fungsinya.
• Siswa bersama guru mendiskusikan proses pembentukan sperma dan telur .
• Siswa bersama guru mendiskusikan Kegiatan siklus menstruasi.
• Siswa bersama guru mendiskusikan siklus menstruasi dan hormon yang mempengaruhi proses tersebut.
• Dengan memperhatikan struktur organ reproduksi dalam wanita, siswa diminta mendeskripsikan proses fertilisasi dan proses kehamilan pada wanita.
Kegiatan akhir (10 menit)
• Siswa bersama guru menyimpulkan menyimpulkan sistem reproduksi pria dan wanita, proses spermatogenesis dan oogenesis, siklus menstruasi, fertilisasi, dan kehamilan.

6) Analisis Data
Setelah semua data yang diperlukan dalam penelitian ini terkumpul, tahapan selanjutnya adalah melakukan analisis data.
a. Uji Validitas
Menurut Suharsini Arikunto (2006), sebuah tes dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Rumus yang digunkan adalah korelasi Product Moment.

(Suharsimi Arikunto, 2006:170)
rxy = angka indeks korelasi “r” Product Moment
N = jumlah subjek penelitian (Number of Cases)
∑xy = jumlah perkalian skor X dan skor Y
∑X = jumlah seluruh skor X
∑Y = jumlah seluruh skor Y
Selain menggunakan metode manual dengan rumus di atas, penulis juga memakai metode digital dengan menggunakan software SPSS V.12 dan Excell 2007. Adapun rumus yang digunakan untuk mencari validitas dengan Excell 2007 adalah:
=PEARSON (blok item no.1, blok item kolom y) Enter
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas dapat diartikan dapat dipercaya, artinya suatu instrumen dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Untuk menguji reliabilitas tes menggunakan rumus Spearman-Brown, yaitu:

(Riduwan, 2005:102)
Dimana:
r11 = reliabilitas instrument
rb = Korelasi Product Moment antara belahan (ganjil-genap)


Kriteria yang digunakan:
r11 ≤ 0,20 = derajat realibilitas sangat rendah
0,20 < r11 ≤ 0,40 = derajat realibilitas rendah
0,40 < r11 ≤ 0,60 = derajat realibilitas sedang
0,60 < r11 ≤ 0,80 = derajat realibilitas tinggi
0,80 < r11 ≤ 1,00 = derajat realibilitas sangat tinggi

Untuk pengujian Reliabilitas dengan SPSS 12 caranya sebagai berikut:
1. Masukan jawaban masing – masing butir pertanyaan pada kolom worksheets SPSS.
2. Klik Analyze
3. Klik Scale
4. Klik Reability Analysis
5. Klik atau blok butir pertanyaan
6. Klik tanda panah sehingga semua butir masuk ke dalam kotak Items.
7. Klik Statistics
8. Klik pada kotak Descriptive for untuk Item, Scale, Scale of Item deleted.
9. Klik pada kotak Inter-Item kotak untuk Correlations
10. Klik Continue
11. Klik Ok pada kolom kerja Realibility Analysis

(Bhuwono Agung Nugroho, 2005: 73-74)
c. Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran atau indeks kesukaran (difficulty index) adalah bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal (Suharsimi Arikunto, 2006:207). Soal dikatakan memiliki indeks kesukaran baik jika soal tersebut tidak terlalu mudah atau terlalu sukar. Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,0.
Untuk mengetahui soal yang diujikan sukar atau mudah, perlu dilihat tingkat kesukarannya dengan rumus:

Keterangan:
P = Indeks kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar
JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Kriteria yang digunakan:
IK ≤ 0,00 = Sangat sukar
0,00 < IK ≤ 0,30 = Sukar
0,30 < IK ≤ 0,70 = Sedang
0,70 < IK ≤ 0,100 = Mudah
IK 1,00 = Sangat mudah

(Subana dan Sudrajat, 2005: 134)

d. Daya Pembeda
Daya Pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang (berkemampuan rendah).
Untuk menentukan daya pembeda, digunakan rumus:

(Subana, 2005:135)
Keterangan:

JA = Banyaknya peserta tes kelompok atas
JB = banyaknya peserta tes kelompok bawah
BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar
BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Kriteria yang digunakan :
DP = 0,00 = sangat jelek
0,00 < DP ≤ 0,20 = jelek
0,20 < DP ≤ 0,40 = cukup
0,40 < DP ≤ 0,70 = baik
0,70 < DP ≤ 1,00 = sangat Baik



e. Uji Normalitas Data
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sebaran data tersebut normal atau tidak. Tes normalitas menggunakan rumus kai kuadrat (Chi Square) yaitu:

(Sudjana, et al, 2000:124)
Dimana:
X2 = Chi-kuadrat
Oi = frekuensi sampel
Ei = frekuensi yang diharapkan

Kriteria pengujian yang digunakan:
Jika X2hitung > X2tabel, artinya distribusi data tidak normal
Jika X2hitung < X2tabel, artinya data berdistribusi normal
f. Test Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui seragam tidaknya variansi sampel – sampel yang diambil dari variansi yang sama.
Dalam melakukan pengujian homogenitas, penulis menggunakan rumus:

(Subana, 2005:161)
Dimana : F = harga varian yang diuji
Adapun hipotesis untuk uji homogenitas adalah:
Ho = tidak ada perbedaan varians antara kedua kelas sampel (homogen)
Ha = ada perbedaan varians antara kedua kelas sampel (tidak homogen)
Dengan kriteria pengujian yang digunakan:
Jika Fhitung > Ftabel, berarti tidak homogen
Jika Fhitung < Ftabel, berarti homogen.
g. Uji Gain
Uji gain dipergunakan untuk memperoleh nilai gain yang netral, hal ini untuk menghilangkan anggapan bahwa nilai gain yang terbesar menunjukan hasil belajar yang paling baik. Adapun rumus gain yang digunakan adalah sebagai berikut:
x 100%
(Meltzer, 2008)
h. Uji Hipotesis
Uji hipotesis digunakan untuk menjawab hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, yaitu:
Ho = tidak terdapat pengaruh signifikan penggunaan multimedia berbasis Macromedia Flash Propesional 8 aplikasi Tutorial terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran Biologi Pokok bahasan sistem reproduksi manusia.
Ha = Terdapat pengaruh signifikan penggunaan multimedia berbasis Macromedia Flash Propesional 8 aplikasi Tutorial terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran Biologi Pokok bahasan sistem reproduksi manusia.
Dalam hal ini penulis mengambil Ha sebagai hipotesis yang akan dibuktikan, karena distribusi data gain tes tidak normal dan tidak homogen, maka pengujian dilakukan dengan menggunakan uji Median dan Mann Whitney, dengan asumsi sebagai berikut:
1. Kedua sampel berukuran n dan m harus independen dipilih secara acak dari populasi masing – masing.
2. Kedua populasi mempunyai bentuk sama (meskipun lokasi median mungkin berbeda.
3. Variabel diukur dalam skala ordinal
4. Variabel penelitian bersifat kontinu
(Bhisma Murti, 1996: 81)
Adapun rumus uji Median dan Mann-Whitney sebagai berikut:



Rumus uji Mann-Whitney


Adapun pengujian dengan SPSS 12 for Windows caranya sebagai berikut:
a. Uji Median
1. Klik Menu Analyze | Nonparametric Test
2. Pilih K Independent Samples
3. Pilih Median pada Test Type
4. Masukan data Uji
5. Definisikan grup
6. Klik Continue
7. Klik Ok

(Wahana Komputer, 2000:134 – 135)


b. Uji Mann Whitney

1. Buka lembar kerja SPSS
2. Klik Varibel View
3. Klik Name dan atur karakter
4. Klik Analyze
5. Klik Nonparametric Test
6. Klik 2 Independent Samples hingga muncul kotak Two-Independent-Sample Test.
7. Masukan data uji dan tentukan grup
8. Klik Ok

(Bhuwono A.Nugroho, 2005:118 -119)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar